Brolucizumab, anti-VEGF generasi terbaru untuk terapi degenerasi makula terkait usia neovaskular 1-3

“Artikel ilmiah – kompensasi sponsorship PT. Novartis Indonesia”

Pengobatan anti-VEGF telah mengubah hasil pada pasien dengan penyakit degenerasi makula terkait usia neovaskular, tetapi pilihan terapi baru diperlukan untuk mengurangi beban pengobatan yang tinggi2

Fragmen Antibodi Rantai Tunggal atau scFv merupakan unit terkecil antibodi yang diketahui2-3, mampu mempertahankan kapasitas penunjuk target penuh dan merupakan pilihan terapi generasi selanjutnya yang potensial3

Brolucizumab adalah scFv yang secara klinis paling maju saat ini dan sedang dikembangkan untuk penggunaan oftalmik3-5. Brolucizumab didesain dengan menggabungan daerah pengikatan antibodi anti-VEGF baru ke human scFv scaffold yang menggabungkan sifat biofisika optimal dengan potensi atribut anti-VEGF afinitas tinggi3-5

Dengan ukuran 26 kilo Dalton, Brolucizumab memiliki ukuran lebih kecil dari agen anti-VEGF lainnya yang saat ini digunakan3-5 Struktur milik Brolucizumab memungkinkan pemberian dosis molar terkonsentrasi, memberikan potensi efikasi jangka panjang2 .Selain itu, ukurannya yang kecil dapat memfasilitasi penetrasi jaringan yang relatif lebih baik dibandingkan dengan agen anti-VEGF yang lebih besar ukurannya6-8

Data praklinis menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi mata yang dicapai dengan Brolucizumab9-13 diimbangi dengan systemic clearance yang cepat. Sehingga memberikan paparan sistemik yang rendahdengan konsentrasi serum lebih dari 6000 lebih kecil dibandingkan pada vitreous9-13

Hasilnya, desain molekul kecil Brolucizumab yang berteknologi maju memungkinkan peningkatan aktivitas farmakologis, kemanjuran jangka panjang, dan pengurangan beban pengobatan, mendukung pasien dengan degenerasi makula terkait usia neovaskular untuk menjalani kehidupan yang lebih mandiri2

Keamanan dan efikasi  Brolucizumab pada pasien dengan AMD basah kemudian secara ekstensif dievaluasi dalam uji klinis SEE, OSPREY, HAWK & HARRIER.

Brolucizumab menunjukkan peningkatan penglihatan yang kuat sambil mempertahankan sebagian besar pasien pada interval q12w segera setelah loading hingga minggu ke-48 pada uji fase 3 HAWK & HARRIER. Brolucizumab memberikan resolusi cairan yang superior dibandingkan Aflibercept, dan menunjukkan profil keamanan yang ditoleransi dengan baik secara keseluruhan.

Referensi: 

  1. Alcon Research Ltd. [Data on File]
  2. Dugel PU, et al. Brolucizumab versus aflibercept in pariticpants with neovascular age-related macular degenaration: a randomized trial. Opthalmology. 2017; 124:1296-1304
  3. Escher D, et al. Single-chain antibdy fragments in opthalmoogy. EURETINA 2015 [abstract and oral presentation]
  4. Freund KB, et al. An update on the pharmacotherapy of neovascular age-related macular degenaration. Expert Opin Pharmacother. 2013; 14:1017-1028
  5. Gaudreault J, et al. Preclinical pharmacology and safety of ESBA1008, a single chain antibody fragment, investigated as potential treatment for age related macular degenaration. Invest Opthalmol Vis Sci. 2012; 53 [abstract 3025]
  6. Holz FG, et al. Single-chain antibody fragment VEGF inhibitor RTH258 for neovascular age-related macular degeneration: a randomized controlled study. Opthalmology. 2016; 123: 1080-1089.
  7. Holz FG, et al. Multi-country real-life experience of anti-vascular endothelial growth factor therapy for wet age-realted macular degenaration. Br J Opthalmol. 2015;99:220-226.
  8. Holz F, et al. Recent developments in the treatment of age-related macular degenaration. J Clin Invest. 2014; 124:1430-1438
  9. Mantel I. Optimizing the anti-VEGF treatment strategy for neovascular age-realted macular degenaration: from clinical trials to real-life requirements. Trans Vis Sci Technol. 2015; 4:6. Doi:10.1167/tvst.4.3.6.
  10. Mitchell J & Bradley C. Quality of life in age-related macular degeneration: a review of the literature, Health Qual Life Outcomes. 20116;4:97
  11. Monnier PP, et al. In vivo applications of single chain Fv (variable domain) (scFv) fragments. Antibodies. 2013;2:193-208
  12. Nelson AL. Antibody fragments: hope and hype. MAbs. 2010;2:77-83
  13. Nimz EL, et al. Intraocular and systemic pharmacokinetics of brolucizumab (RTH258) in nonhuman primates. ARVO 2016 [abstract 4996]

Untuk mengakses materi seputar retina lainnya, Dokter dapat mengunjungi website Medhub kami dari PT Novartis Indonesia, sebagai berikut: