Buku PEDOMAN PENATALAKSANAAN POLYPOIDAL CHOROIDAL VASCULOPATHY (PCV) DI INDONESIA

Rp200.000

Hingga saat ini masih terdapat kontroversi tentang patofisiologi dari penyakit Polypoidal Choroidal Vasculopathy (PCV). Beberapa kepustakaan menyatakan bahwa PCV merupakan subtipe dari wet type age-related macular degeneration (wAMD) atau degenerasi makula terkait usia tipe basah (wAMD). Namun demikian terdapat kontroversi dari beberapa studi lainnya yang menyatakan bahwa PCV dan wAMD merupakan kelainan dengan patologis yang berbeda. Tipe neovaskularisasi yang dihubungkan dengan Branching Vascular Network (BVN) pembuluh darah yang tidak normal, dimana terjadi dilatasi aneurisma yang dikenal sebagai polip.1 Data menunjukkan bahwa PCV merupakan jenis wAMD yang lebih sering terjadi pada populasi asia, berbeda dengan subtype lain dari wAMD seperti occult choroidal neovascularization secondary to AMD (CNV-AMD) yang lebih banyak terjadi pada populasi kaukasian.

Khusus Anggota INAVRS aktif, hubungi Ibu Tiur di +62 812-2010-7745

SKU: BK001 Category: Tags: , , , ,

Description

Hingga saat ini masih terdapat kontroversi tentang patofisiologi dari penyakit Polypoidal Choroidal Vasculopathy (PCV). Beberapa kepustakaan menyatakan bahwa PCV merupakan subtipe dari wet type age-related macular degeneration (wAMD) atau degenerasi makula terkait usia tipe basah (wAMD). Namun demikian terdapat kontroversi dari beberapa studi lainnya yang menyatakan bahwa PCV dan wAMD merupakan kelainan dengan patologis yang berbeda. Tipe neovaskularisasi yang dihubungkan dengan Branching Vascular Network (BVN) pembuluh darah yang tidak normal, dimana terjadi dilatasi aneurisma yang dikenal sebagai polip.1 Data menunjukkan bahwa PCV merupakan jenis wAMD yang lebih sering terjadi pada populasi asia, berbeda dengan subtype lain dari wAMD seperti occult choroidal neovascularization secondary to AMD (CNV-AMD) yang lebih banyak terjadi pada populasi kaukasian.

Data mengenai prevalensi PCV yang akurat sangat terbatas, karena diagnosis PCV berdasarkan pemeriksaan klinis dan foto fundus sangat sulit. Standar emas untuk pemeriksaan PCV menggunakan Indocyanine Green Angiography (ICGA). Oleh karena hal tersebut, prevalensi PCV hanya bisa didapatkan dari perkiraan kasus yang ada di rumah sakit besar saja. Beberapa penelitian yang ada menunjukkan bahwa prevalensi PCV berkisar antara 22,3% – 61,6% pada populasi di Asia.3,4 Di Indonesia, alat diagnosis ICGA tidak banyak tersedia, sehingga belum ada data mengenai besarnya prevalensi PCV di Indonesia. Namun, apabila melihat prevalensi di Asia untuk PCV seperti data di atas, diperkirakan prevalensi PCV di Indonesia pun cukup tinggi.

Mengingat kemungkinan besarnya risiko terjadinya PCV di Indonesia, maka Indonesian Vitreo-retina Society (INAVRS) menganggap perlu menerbitkan Konsensus Nasional Penatalaksanaan PCV di Indonesia. Dalam konsensus ini, terdapat rekomendasi yang diberikan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari literatur terbaru dengan tetap mempertimbangkan relevansinya untuk diterapkan di Indonesia.

Khusus Anggota INAVRS aktif, hubungi Ibu Tiur di +62 812-2010-7745

 

Additional information

Weight 1 kg