Beban penyakit, diagnosis klinis, dan profil pasien AMD neovaskular

“Artikel ilmiah – kompensasi sponsorship PT. Novartis Indonesia”

Abstrak:

Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD) neovaskular merupakan penyakit progresif dan melumpuhkan yang berdampak signifikan terhadap ketajaman penglihatan dan fungsi penglihatan umum pasien.1 Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan tertinggi ketiga di dunia setelah katarak dan glaukoma, dan penyebab utama kebutaan di negara maju.2 Ada dua tipe AMD, yakni non-neovaskular (juga disebut tipe “kering”) dan neovaskular (juga disebut tipe “basah” atau “eksudatif”), di mana tipe neovaskular hanya memengaruhi 10% tetapi mengakibatkan 90% kebutaan yang tidak bisa diperbaiki.3 Artikel ini menyoroti beban penyakit, profil pasien, dan diagnosis klinis AMD. 

Kata kunci: Degenerasi makula terkait usia, Neovaskular, Human vascular endothelial growth factor A

Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD) merupakan kondisi yang umum dijumpai, penyebab utama gangguan penglihatan berat dan tidak dapat diperbaiki di negara berkembang, dan menimpa orang-orang berumur di atas 50 tahun.1,4 Pada tahun 2040, prevalensi global AMD diperkirakan mencapai 288 juta.4 Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD) merupakan penyebab utama kebutaan di negara berkembang pada subjek yang berumur ≥55 tahun, terutama yang memiliki faktor risiko dan predisposisi genetik.5 

Penyakit ini dibagi ke dalam dua subtipe: AMD kering dan AMD basah (neovaskular). AMD kering pada tahap awal ditandai oleh drusen dan perubahan pigmen, dengan efek minimal pada penglihatan. Tahap lanjut mencakup progresi ke atrofi geografik, yang mengarah pada gangguan penglihatan berat dan AMD neovaskular (nAMD). nAMD ditandai dengan adanya neovaskularisasi koroidal dan menjadi penyebab 90% kasus gangguan penglihatan berat.6 Pada AMD basah, pembuluh-pembuluh darah tumbuh abnormal di bawah makula dan menimbulkan kebocoran darah dan cairan yang dapat menyebabkan pembentukan kantung mirip-lepuh di bawah makula.7 AMD basah mengarah pada akumulasi cairan intraretinal (IRF) dan cairan subretinal (SRF).8

Deteksi dan perawatan dini sangat penting dalam meningkatkan kemungkinan mempertahankan penglihatan yang baik dan fungsional. Saat ini, nAMD belum ada obatnya; tapi, pilihan pengobatan yang tersedia dapat mempertahankan atau meningkatkan penglihatan, atau dua-duanya.9

Diagnosis klinis AMD

Berikut ciri-ciri AMD4:

  • Minimal ada drusen berukuran-sedang dengan diameter >63 μm 
  • Kelainan epitel pigmen retina (RPE) misalnya hiperpigmentasi atau hipopigmentasi 
  • Terdapat salah satu dari hal-hal berikut ini: atrofi geografik RPE, neovaskularisasi koroidal ([CNV] eksudatif, basah), polypoidal choroidal vasculopathy (PCV), reticular pseudodrusen, atau retinal angiomatous proliferation.

Metamorfopsia merupakan penanda utama pada pasien dengan penyakit makula dan dapat dengan mudah dikenali menggunakan Amsler grid.

Tabel 1: Klasifikasi klinis AMD berdasarkan klasifikasi fenotipe5

AMD: Degenerasi makula terkait usia

Tabel 2: Rekomendasi pengobatan dan tindak lanjut untuk AMD 4


Tabel 3: Rekomendasi untuk diagnosis dan tatalaksana AMD intermediate5

AMD: Degenarasi makula terkait usia; OCT: Optical coherence tomography

Pemeriksaan medis harus mencakup pemeriksaan mata komprehensif, penggunaan alat tes Amslar grid, dan pemeriksaan biomikroskopik stereoskopik makula.4 Mungkin juga perlu dilakukan slit-lamp biomikroskopi binokular terhadap fundus okular untuk mendeteksi tanda-tanda tidak kentara neovaskularisasi koroidal, misalnya area-area dengan perdarahan, eksudat keras, edema makula, kenaikan epitel pigmen, fibrosis subretina fibrosis, atau cairan subretina.4

Tes diagnostik untuk AMD termasuk4:


Profil Pasien

Median umur pasien AMD berada dalam rentang 63-93 tahun. Keluhan paling umum adalah penurunan penglihatan, diikuti oleh ketidakmampuan mengenali wajah, tidak mampu membaca, dan metamorfopsia. Gejala AMD tipe basah dapat muncul dan memburuk dengan cepat. Pasien mungkin mengeluhkan gejala-gejala seperti penglihatan kabur atau terdistorsi, garis-garis lurus tampak bergelombang, objek-objek kelihatan dalam bentuk atau ukuran yang salah, ketidakmampuan untuk melihat warna dengan jelas dan benar, area gelap dan kosong di penglihatan sentral, kesulitan membaca, mengemudi, menonton televisi, atau melakukan aktivitas sehari-hari lainnya. Pasien AMD tipe basah mungkin memiliki riwayat merokok, dislipidemia, hipertensi, diabetes, dan komorbid-komorbid sistemik lainnya. Mereka mungkin memiliki neovaskularisasi koroid aktif, konfigurasi 

occult predominan atau konfigurasi klasik predominan. Choroidal neovascular membranes (CNVM) occult bisa jadi merupakan bentuk paling umum AMD tipe basah.10,11

Patizra® (ranibizumab)

Patizra adalah larutan obat yang diberikan oleh dokter mata Anda dengan cara disuntikan ke mata dalam kondisi anestesi lokal.  Larutan ini mengandung zat aktif ranibizumab, yang merupakan antibodi. Antibodi adalah protein yang secara spesifik mampu mengenali dan mengikat ke protein unik lain dalam tubuh. Ranibizumab secara selektif mengikat protein yang disebut sebagai human vascular endothelial growth factor A (VEGF-A), yang terdapat pada retina (bagian belakang mata yang sensitif terhadap cahaya).  Ranibizumab mengurangi pertumbuhan dan perkembangan  pembuluh darah baru pada mata, yang merupakan suatu proses abnormal yang dapat menyebabkan beberapa penyakit mata yang dapat mengakibatkan penurunan penglihatan. 

Patizra diindikasikan pada pasien dewasa untuk pengobatan neovascular (wet) age related macular degeneration (AMD), pengobatan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh diabetic macular edema (DME), dan pengobatan retinopati diabetika proliferatif (PDR), pengobatan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh macular edema sekunder karena retinal vein occlusion (RVO), pengobatan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh choroidal neovascularisation (CNV) sekunder karena pathologic myopia (PM). Sedangkan pada bayi prematur, Patizra diindikasikan untuk Retinopathy of Prematurity (ROP). 12

 Untuk informasi lebih jauh mengenai Patizra®, lihat di sini.

Referensi:

  1. Boyd K. What Is Macular Degeneration? American Academy of Ophthalmology. [Internet] 2020 Feb 28 [cited 2020 Dec 5]. Available from: https://www.aao.org/eye-health/diseases/amd-macular-degeneration.
  2. Prenner JL, et al. Am J Ophthalmol. 2015;160(4):725-31.e1. 
  3. Yonekawa Y, et al. J Clin Med. 2015;4(2):343-359.
  4. AAO PPP Retina/Vitreous Committee, Hoskins Center for Quality Eye Care. Age-Related Macular Degeneration PPP 2019. American Academy of Ophthalmology. [Internet] 2019 Oct [cited 2020 Dec 5]. Available from: https://www.aao.org/preferred-practice-pattern/age-related-macular-degeneration-ppp.
  5. García-Layana A, et al. Clin Interv Aging. 2017;12:1579-87. 
  6. Spooner KL, et al. Clin Ophthalmol. 2018;12:2483-91. 
  7. The Angiogenesis Foundation. The science of AMD. [Internet] 2014 [cited 2020 Dec 20]. Available from: http://www.scienceofamd.org/wp-content/uploads/2014/09/Patient-Brochure-for-UK-Patients-Science-of-AMD.pdf.
  8. Eyeguru. How to read OCTs: 8 fundamental diseases. [Internet] [cited 2020 Dec 20]. Available from: https://eyeguru.org/essentials/interpreting-octs/.
  9. Khanani AM et al. Ophthalmol Retina. 2020 Feb;4(2):122-133. 
  10. Sudhalkar A, et al. Indian J Ophthalmol. 2015;63(12):899-904. 
  11. Lucentis. What is wAMD and how does it affect vision? [Internet] [cited 2020 Dec 22]. Available from: https://www.lucentis.com/wet-amd/learn-about-wamd/what-is-wamd.html#causes.
  12. Novartis. Patizra® (ranibizumab) informasi peresepan. Novartis Indonesia. 

Untuk mengakses materi seputar retina lainnya, Dokter dapat mengunjungi website Medhub kami dari PT Novartis Indonesia, sebagai berikut:

https://bit.ly/GangguanRetina